Mengejutkan Ramalan Tentang "Muzammil Hasballah" Pada 2006 Silam, Ternyata Benar.
Kisah ini diangkat berdasarkan wawancara langsung bersama teman / sahabat lama dari Reciter ternama di indonesia saat ini, Muzammil Hasballah. Beliau (teman lama) dari muzammil yang tak ingin disebutkan namanya menceritakan banyak hal terkait hubungan pertemanan dan pengalamannya bersama muzammil hasballah. Kala itu muzammil yang berasal dari daerah kabupaten pidie aceh, pada kesempatan yang bersamaan tengah mengikuti sebuah kompetisi di tahun 2006 silam. Kompetisi itu adalah pencarian putra putri berprestasi aceh untuk bisa diikutsertakan pada perhelatan HAN (Hari Anak Nasional) di Ancol Jakarta pada tahun 2006.
Sahabat lamanya ini menceritakan, bahwa ia bertemu dengan sosok muzammil pada perhelatan kompetisi itu. Pada saat itu muzammil kecil masih SMP dan saya sudah SMA, "ujar sahabat lamanya itu". Yang pada akhirnya hasil final kompetisi putra putri terbaik aceh itupun memberangkatkan muzammil dan teman lamanya itu ke jakarta. Saya menjadi saksi langsung bagaimana muzammil kecil membacakan Ayat Suci Al Qur'an dan mengumandangkan azan yang sontak membuat kagum para dewan juri pada saat kompetisi itu yang bertempat di Asrama Haji Kota Banda Aceh.
Salah seorang juri pun berdiri dan mengatakan kepada seluruh peserta, bahwa kelak anak ini (muzammil) pasti akan menjadi imam besar yang mungkin tidak hanya di Aceh. Itu adalah perkataan salah seorang dewan juri kompetisi HAN Aceh 2006, dan saya ada disana mendengarkan langsung, ujar sahabat lamanya. Saat beberapa tahun ini viral kajian dan bacaan Qur'an muzammil hasballah, maka benarlah apa yang telah diprediksikan 12 tahun yang lalu di banda aceh itu.
Saya pun berangkat berdua bersama muzammil kecil menuju jakaran untuk menghadiri pesta HAN tepatnya pada tanggal 23 Juli 2006 silam. Setibanya di Jakarta, muzammil yang masih kecil terus menerus mengikuti saya, kemanapun saya pergi. Maklum, pada saat itu muzammil masih sangat kecil dan ia terus mengatakan, kapan kita pulang bang ? masih hangat ingatan saya dengan logat khasnya itu. Setiap hari, yang terbayang hanya pulang, pulang dan pulang. Kami tinggal di rumah dinas gubernur aceh yang ada dijakarta pada saat itu. Dan tak heran, kemerduan suara muzammil mengantarkan ia menjadi pembaca tilawah termuda pada pembukaan HAN di Ancol Jakarta 2006 dihadapan Presiden Republik Indonesia Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono.
Setiap malam saya meminta muzammil untuk melantunkan surat surat pendek di kamar sesaat sebelum kami tidur. Saya juga sering bilang, nanti kalau diatas pesawat, ngaji ngaji ya mil, biar pesawatnya gak oleng. Namun kenangan itu pun hilang setelah 2 bulan lamanya kami bersama di Jakarta. Sampai akhirnya saya menemukan ia tampil begitu menginspirasi saat ini. Bangga sekali bisa menjadi bagian cerita dan perjalanan kisah hidup muzammil hasballah.
Saya berharap kami bisa bertemu lagi suatu saat nanti. Aamiin. "Mohon maaf, saya tidak menyebutkan nama dan identitas sebagai teman lama muzammil hb, tapi saya yakin. Andai ia membaca artikel ini ia akan tahu siapa saya."
0 komentar:
Posting Komentar